Laman

Minggu, 20 Juli 2014

Buka Bersama Anak Yatim?


Mau curhat (kritik &saran).
Saya senang sekali ketika salahsatu stasiun tv lokal mengadakan buka bersama adik-adik yatim piatu pada hari minggu tanggal 20 juli 2014 di halaman sekolah swasta, mereka sangat ramah melayani para yatim dan para janda”. Tapi bohong deh.. :D

Jujur saya sangat kecewa datang dan melihat adik-adik yatim dan ibu-ibu janda yang saya lihat mereka seperti diterlantarkan, adik-adik yatim sudah ditinggalkan ayah mereka, dan janda-janda yang telah ditinggalkan suami mereka terlihat menambah statusnya seperti orang-orang terlantar dan anak jalanan, semakin tidak diindahkan apalagi dimuliakan.

Awal cerita, ibu saya mendapatkan undangan bukber (sebelumnya saya kira santunan biasa tanpa bukber) yang ditujukan untuk adik saya, berhubung adik saya sedang berada di pesantren Tahfidz Al-qur’an, ibu saya mengajak saya untuk datang, awalnya saya tidak mau karena dari saya SMP (meninggalnya ayah saya) saya tidak suka menghadiri acara anak yatim (sekarang mantan yatim cz udah kuliah semester akhir), tapi karena tidak mau ibu marah, yasudahlah saya bilang “dianterin aja ya, nanti di tunggu” . setelah sampai di TKP ternyata acara bukber, ibu saya menyuruh saya pulang ganti baju pake baju koko dan peci, saya sebenarnya berat hati tapi birrul walidain ajalah, singkat cerita, acara sambutan, ceramah dan kuis untuk yatim udah selesai, mulai zikir sebelum maghrib. Ketika zikir tamu undangan (para alim ulama setempat dll) di depannya di sediakan berbagai macam buah-buahan dan makanan, sayapun duduk berfikir “takjil mau dibagikan mungkin sebentar lagi namun udah 1menit lagi apakah cukup waktunya?” dan azan pun berkumandang para tamu undangan (sesepuh, pemuka pulo dan alim ulama) berbuka puasa karena di depannya sudah di sediakan berbagai macam makanan dan minuman, tapi bagaimana nih saya, adik yatim, ibu saya dan teman-teman ibu saya (para janda) membatalkan puasa?, untungnya ibu di depan membawa kurma yang kemudian dibagikan kepada ibu-ibu di sampingnya dan dibelakang, saya dan ibu membelah 1 kurma tersebut, jadi setengah kurma untuk saya, setengahnya lagi untuk ibu hanya sekedar untuk membatalkan, sebelumnya saya mendengar anak kecil berbicara “bang dayat tanggung jawab nih udah bawa kita kesini, laper nih” saya bingung harus kemana nih? Saya melihat sebagian anak yatim menuju suatu tempat, saya pun berinisiatif untuk kesana. Ternyata di sana ada takjil, segera saya memberitahu ibu saya dan lainnya untuk kesana, saya kecewa dengan para panitia yang berkeliaran di sana, banyak panitia namun sibuk masing-masing saja, tidak mengkabari kami seluruhnya untuk kesana, dan apa gunanya pengeras suara? Jika tidak di pakai untuk mengarahkan. Dalam hati “ibu.. pulang udah yuk pulang, udah nggak bagus nih lama-lama disini mending buka puasa di rumah aja” dan adik yatim maupun para janda mengantri untuk menukarkan kupon undangan bingkisan, kupon mereka di tukar dengan sekotak kfc (berisi 1 ayam dan 1 nasi tanpa kantong plastik) dan amplop berisi Rp. 100.000, di belakang panitia terlihat banyak tentengan goodiebag (tidak tahu isinya apa), ada janda memintanya namun panitia berkata “nanti dulu bu” sedangkan ada salahsatu tokoh pemuka hendak pulang dengan menaiki sepeda motor dan di hadang oleh panitia, di berikanlah goodiebag tersebut kepada salahsatu pemuka tokoh tsb. aku berfikir sebenarnya goodiebag itu untuk siapa aku melihat sudah sebagian yatim maupun janda pulang dengan bingung, mau ngapain lagi. Miris melihat adik-adik yatim bersama ibunya (janda) mendapat 1 kotak kfc untuk makan mereka berdua? Saya pun langsung menghidupkan motor kemudian berhenti di depan ibu saya, “udah ayo naik kita pulang, mau ngapain di sini lama-lama” aku berkata demikian kepada ibu saya karna iba melihat ibu saya yang kebingungan. Setelah sampai di rumah aku berbicara dengan ibu saya “udah tau kan kenapa aku, ade dan sibontot susah sekali diajak untuk mengikuti santunan-santunan anak yatim?”, ya kadang seperti itu lah, kejadiannya, mereka sering berbicara memuliakan anak yatim, mereka menjujung tinggi hadits nabi yang mengatakan anak yatim itu sangat dekat denganku seperti jari telunjuk dan jari tengah. Berbicara tentang firman Alloh di surat Al-Ma’uun tapi dalam tindakan seperti yatim itu hanya sebagai pelengkap acara mereka, bukan inti, walaupun di tulis di banner gede bukber bersama anak yatim, tapi tetap hanya pelengkap acara saja, memang para tokoh dan pemuka agama di muliakan dan di layani untuk menghormati mereka, tapi acara ini kalian buat untuk siapa?, saya yakin amplop para tokoh dan pemuka agama lebih besar daripadi para anak yatim, bingkisan yang kalian berikan juga tidak seperti yatim dan ibunya dapat 1 kotak kfc berdua. Apa kalian mau bilang inikan untuk yatim bukan ibunya? Lalu si adik yatim kami yang kecil-kecil datang sendiri kesana? (tega), apakah kalian mau jemput bola?

Intinya bukan masalah amplop ataupun bingkisan tapi pelayanan yang di berikan. Jangan mengabaikan apalagi menelantarkan. Sudah cukup iba saya melihat mereka di tinggal ayahnya dan suami yang mereka cintai, apalagi melihat kejadian seperti ini, acara buka puasa bersama anak yatim, tapi anak yatimnya berbukanya telat daripada para panitia dan petinggi. Ini acara berbuka masing-masing (nafsi-nafsi) :D.

Cobalah di lain kesempatan acara seperti ini di rencanakan dengan matang-matang, sehingga benar-benar kalian memuliakan anak yatim dan benar-benar acara buka bersama anak yatim.

Kritik dan saran ini tidak hanya ditujukan untuk 1 penyelenggara, tapi untuk saya dan semuanya, namun diambil dari suatu yang nyata untuk dijadikan pelajaran untuk nantinya.

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan, hanya menceritakan fakta dari kebebasan berpendapat.
Sekian terimakasih.

Me
follow twitter @marzah_sofi
add facebook marzah sofi



1 komentar: